Selasa, 02 Juni 2020

Materi K.D. Aktivitas Kebugaran Jasmani


RANGKUMAN MATERI
AKTIVITAS KEBUGARAN JASMANI
Oleh : Tri Palupi, S.Pd MTs Negeri 8 Kebumen





A. Pengertian Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian
terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan berlebihan yang berarti.
Setiap orang membutuhkan kebugaran jasmani yang baik, agar ia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Derajat kebugaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Semakin tinggi derajat kebugaran jasmani seseorang kian tinggi pula kemampuan kerja fisiknya.



B. Manfaat Latihan Kebugaran Jasmani

Manfaat melakukan latihan kebugaran jasmani secara teratur dan benar dalam jangka
waktu yang cukup adalah berikut ini.

1) Menurunkan berat badan dan mencegah obesitas
Selain karena zat-zat makanan atau energi berlebih yang tertimbun di dalam tubuh,
kegemukan dan obesitas juga bisa terjadi karena tubuh kurang beraktivitas. Itu sebabnya,
olahraga merupakan salah satu cara untuk menggerakan tubuh dalam upaya menurunkan
berat badan atau menjaga berat badan agar tidak gemuk, apalagi obesitas. Itulah manfaat

2) Mencegah penyakit jantung
Manfaat latihan kebugaran jasmani juga untuk mencegah penyakit jantung. Ketika
tubuh berolahraga, aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh dan dari seluruh tubuh ke
jantung menjadi lebih cepat daripada saat tubuh diam. Pada saat itu, otot-otot jantung
berkontraksi dengan baik. Semakin sering otot jantung dilatih (dengan olahraga), semakin
baik pula kinerjanya. Itu artinya, jantung akan terhindar dari berbagai macam penyakit
(seperti stroke, serangan jantung, jantung koroner, atau yang lainnya).

3) Mencegah dan mengatur penyakit diabetes
Manfaat latihan kebugaran jasmani juga dapat mencegah penyakit diabetes. Pada penyakit
diabetes tipe 2, kelainan pada insulin kebanyakan terjadi akibat kegemukan dan obesitas.
Jadi, agar tubuh terhindar dari penyakit diabetes tipe 2, hindarilah kegemukan dan obesitas.

4) Meningkatkan kualitas hormon
Saat kita berolahraga, segala bentuk metabolisme tubuh akan berada pada tingkat yang
optimal. Termasuk juga dengan sistem hormon. Jadi, manfaat latihan kebugaran jasmani
secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas hormon yang ada di tubuh kita.

5) Menurunkan tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi bisa terjadi akibat adanya gangguan kesehatan, termasuk penyakit
jantung koroner, stroke, dan gagal jantung. Oleh karena itu, untuk menghindarinya
perlu dihindari juga penyakit-penyakit penyebabnya. Olahraga mampu menghindarkan
Kita dari berbagai penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

6) Menambah kepintaran
Otak yang pintar adalah otak yang sirkulasi oksigennya lancar. Olahraga mampu
melancarakan sirkulasi oksigen ke otak. Itu sebabnya, olahraga mampu menjauhkan
kita dari penyakit-penyakit yang melemahkan kerja otak (seperti pikun dan Alzeimer).
Dengan kata lain, manfaat latihan kebugaran jasmani adalah akan membuat kamu
senantiasa pintar.

7) Memberi banyak energi
Jika kamu rutin berolahraga, kamu akan bisa tidur nyenyak, berpikir jernih, terhindar
dari stres, dan berbagai hal lain yang bisa menguras energi. Ini sama saja memberikan
kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi banyak energi.

8) Mengurangi LDL dan menaikkan HDL
Dalam suatu penelitian disebutkan bahwa jalan kaki atau jogging selama 24 hingga 32
km per minggu mampu menurunkan “lemak jahat” (LDL = Low Density Lipoprotein)
dan menaikkan “lemak baik” (HDL = High Density Lipoprotein).

9) Menurunkan gejala depresi ringan dan kegelisahan
Saat berolahraga, tubuh kita akan merasa rileks. Inilah salah satu manfaat latihan
kebugaran jasmani. Hal ini tentu saja mempengaruhi depresi. Dalam sebuah sumber
disebutkan bahwa salah satu penanganan terhadap orang-orang yang mengalami depresi
ringan adalah diberi latihan olahraga.

10) Menurunkan risiko kanker tertentu
Manfaat latihan kebugaran jasmani juga dapat menurunkan risiko kanker. Dalam suatu
penelitian dikatakan bahwa ternyata olahraga dapat menurunkan tingkat risiko kanker
tertentu sebesar 30%. Kanker tersebut misalnya saja kanker kolon (usus besar), kanker
payudara, kanker paru-paru, dan multiple myeloma (sumsum tulang).

11) Melindungi dari osteoporosis
Para ahli berpendapat bahwa anak-anak yang banyak bergerak (aktif ) akan memiliki
tulang yang kuat. Sehingga, mereka terhindar dari risiko osteoporosis (pengeroposan
tulang) ketika sudah dewasa.

12) Meningkatkan citra diri dan rasa percaya diri
Dalam suatu jurnal psikologi disebutkan bahwa sekecil apa pun olahraga bisa meningkatkan
citra diri dan rasa percaya diri pada pelakunya. Itulah manfaat latihan kebugaran jasmani
yang tidak sadar kita rasakan.

13) Meningkatkan mood
Jika kita sedang jenuh, olahraga adalah salah satu cara yang bisa menghilangkannya.
Sebuah studi mengatakan bahwa olahraga aerobik dapat mengurangi ketegangan dan
membuat kita semangat lagi.

14) Membuat awet muda
Jika kamu melihat artis Minati Atmanegara, pernahkah kamu penasaran dengan usianya?
Di tahun 2013 ini dia berusia 54 tahun. Akan tetapi, jika dilihat dari fisiknya, dia bak
seorang ibu yang baru berusia 35 tahun. Hal ini tentu saja karena dia rajin berolahraga.
Manfaat latihan kebugaran jasmani membuat orang tampak awet muda.

15) Membuat anak-anak selalu aktif
Dalam suatu penelitian diungkapkan bahwa ternyata orangtua yang rajin berolahraga
akan membuat anak-anaknya selalu aktif dan ceria.


C. Bentuk-Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani


Latihan kebugaran jasmani merupakan salah satu syarat yang sangat diperlukan dalam
usaha peningkatan kebugaran jasmani seseorang, dapat dikatakan sebagai keperluan dasar
yang tidak dapat diabaikan. Karena banyaknya macam sikap gerak yang harus dilakukan,
maka perlu disiapkan berbagai unsur kondisi fisik sebaik-baiknya. Untuk mencapai hal
tersebut, unsur-unsur kebugaran jasmani perlu dilatih.
Tanpa penguasaan unsur-unsur kebugaran jasmani tersebut siswa tidak mungkin
mendapatkan tubuh yang sehat dan kuat. siswa diminta untuk membaca berbagai bentuk bentuk  latihan kebugaran jasmani dengan cermat, kemudian siswa diminta untuk melakukan bersama-sama teman-temannya untuk mempraktikkan berbagai jenis bentuk-bentuk latihan kebugaran jasmani yang ada dalam buku ini, kemudian diskusikan cara melakukan latihan yang baik. Yakinlah siswa bisa menjadi apapun yang dia inginkan, dengan catatan kalian serius dan sepenuh hati melakukannya.

Unsur-unsur kebugaran jasmani antara lain : 
1.Kekuatan (Strenght)
2. Daya Tahan (Endurance)
3. Daya Otot (Muscular Power)
4. Kecepatan (Speed)
5. Kelenturan (Fleksibility)
6. Kelincahan (Agility)
7. Keseimbangan (Balance)
8. Koordinasi (Coordination)
9. Ketepatan (Accuracy)
10. Reaksi (Reaction)



Pada bagian ini akan dipaparkan bentuk-bentuk latihan kebugaran jasmani antara lain:
kekuatan, daya tahan otot, daya tahan jantung dan paru-paru.

1. Aktivitas latihan kekuatan

Kekuatan adalah ketegangan yang terjadi atau kemampuan otot untuk suatu ketahanan
akibat suatu beban. Beban tersebut dapat dari bobot badan sendiri atau dari luar (external
resistance). Kekuatan dapat ditingkatkan dengan latihan yang menimbulkan tahanan, misalnya mengangkat, mendorong dan menarik. Latihan akan memberikan dampak pada peningkatan kekuatan bila beban yang menimbulkan tahan tersebut maksimal atau hampir maksimal kekuatan.
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan
ketegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting
untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan.



Bentuk-bentuk latihan kekuatan secara sederhana antara lain sebagai berikut:

a. Aktivitas latihan kekuatan otot perut

Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan kekuatan otot perut
untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
(1) Tidur terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua tangan diletakkan di belakang kepala.
(2) Angkat badan ke atas hingga duduk, kedua tangan tetap berada di belakang kepala.
(3) Lakukan gerakan ini selama 30 detik..







Gambar 1 Latihan kekuatan otot perut (Sit-up)
Sumber :    Muhajir.Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan/ Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.-- . Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.



b. Aktivitas latihan kekuatan otot kedua lengan

Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan kekuatan otot kedua
lengan untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
(1) Tidur terlungkup, kedua kaki rapat lurus ke belakang, ujung kaki bertumpu pada lantai.
(2) Kedua telapak tangan di samping dada, jari-jari tangan menunjuk ke depan dan kedua  
     siku ditekuk.
(3) Angkat badan ke atas hingga kedua tangan lurus, badan dan kaki merupakan garis lurus.
(4) Kemudian badan diturunkan kembali dengan jalan membengkokkan kedua siku, badan
     dan kedua kaki tetap lurus dan tidak menyentuh lantai.
(5) Lakukan latihan ini berulang-ulang selama 30 detik.






Gambar 6.2 Latihan kekuatan otot kedua lengan (Push-up)
Sumber :    Muhajir.Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan/ Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.-- . Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.

c. Aktivitas latihan kekuatan otot punggung

Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan kekuatan otot punggung
untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
(1) Tidur terlungkup, kaki rapat dan kedua tangan berpegangan di belakang kepala.
(2) Angkat badan dengan dada tidak menyentuh ke lantai, posisi kaki tetap masih
      menyentuh pada lantai.
(3) Agar kedua kaki tidak bergerak pergelangan kaki bisa dipegang oleh teman.
(4) Lakukan latihan ini berulang-ulang disesuaikan dengan irama hitungan selama 30 detik.




Gambar 6.3 Latihan kekuatan otot punggung (Back-up)



e. Aktivitas latihan kekuatan otot tungkai (leg raise)

Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan kekuatan otot tungkai
untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.

(1) Terlentang, kedua tangan berada disamping badan, kedua kaki diluruskan 
(2) Setelah ada aba-aba peluit, naiklah kedua kaki ke atas  dalam posisi tetap lurus dan rapat antara kedua kaki kemudian turun kembali.
(3) Pembelajaran ini dilakukan berulang-ulang selama 30 detik terus-menerus tanpa
      berhenti.









Gambar 6.5 Latihan kekuatan otot tungkai



2. Aktivitas latihan daya tahan otot



Daya tahan otot adalah kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas gerak yang
membebani otot dalam waktu yang cukup lama. Salah satu bentuk latihan daya tahan otot
adalah latihan weight training (Pembelajaran beban). Bentuk-bentuk latihan daya tahan otot secara sederhana antara lain sebagai berikut:

a. Aktivitas latihan daya tahan otot lengan dan bahu

Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan daya tahan otot lengan
dan bahu untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
(1) Latihan dilakukan dengan cara berjalan dengan menggunakan kedua lengan dan kedua
kaki dipegang oleh salah seorang teman.
(2) Lakukan latihan ini berulang-ulang secara bergantian dengan teman.
(3) Jarak yang ditempuh 15 – 20 meter.


Gambar 6.6 Latihan kekuatan otot lengan dan bahu

b. Aktivitas latihan daya tahan otot tungkai

Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan daya tahan otot
tungkai untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
(1) Sikap jongkok, kedua lutut ditekuk rapat. Tumit dalam posisi terangkat sehingga pada
      bagian belakang rapat dengan betis.

(2) Lemparkan kedua tungkai ke belakang secara bersamaan kemudian kembali ke sikap
      jongkok.
(3) Lemparkan tungkai ke belakang lagi kemudian jongkok dan berdiri.
(4) Lakukan pembelajaran ini berulang-ulang dengan hitungan 2 x 8 hitungan.

Gambar 6.7 Latihan daya tahan otot tungkai

c. Aktivitas latihan daya tahan otot lengan berpasangan

Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan daya tahan otot lengan
secara berpasangan untuk meningkatkan kebugaran jasmani sebagai berikut.
(1) Duduk terlunjur berpasangan dan saling berhadapan.
(2) Kaki sedikit dibuka, telapak kaki saling dirapatkan dan kedua tangan saling berpegangan.
(3) Salah seorang teman menarik ke belakang sambil berbaring, sedangkan teman lain
membungkukkan badan sambil mendorong ke depan.
(4) Lutut kedua kaki dalam posisi ditekuk.
(5) Lakukan Pembelajaran ini secara bergantian dan saling menarik.

Gambar 6.8 Latihan daya tahan otot lengan berpasangan

d. Aktivitas latihan daya tahan otot lengan (naik palang tunggal)

Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan daya tahan otot lengan
(naik palang tunggal) untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
(1) Naik ke atas bangku yang telah disiapkan. Pegang palang tunggal dengan telapak tangan
menghadap ke depan.
(2) Jarak kedua tangan yang memegang palang tunggal adalah selebar bahu.
(3) Singkirkan bangku agar yang memegang palang tunggal bergantung. Tangan dalam posisi lurus.
(4) Setelah ada aba-aba “Mulai” angkat badan hingga dagu melewati palang tunggal (kepala
tidak boleh ditengadahkan).
(5) Selanjutnya turunkan badan hingga kedua tangan betul-betul lurus dan badan tetap
bergantung.
(6) Lakukan pembelajaran ini secara berulang-ulang selama 30 detik.




Gambar 6.6 Latihan kekuatan otot lengan dan bahu



b. Aktivitas latihan daya tahan otot tungkai


Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan daya tahan otot
tungkai untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
(1) Sikap jongkok, kedua lutut ditekuk rapat. Tumit dalam posisi terangkat sehingga pada
      bagian belakang rapat dengan betis.
(2) Lemparkan kedua tungkai ke belakang secara bersamaan kemudian kembali ke sikap
      jongkok.
(3) Lemparkan tungkai ke belakang lagi kemudian jongkok dan berdiri.
(4) Lakukan pembelajaran ini berulang-ulang dengan hitungan 2 x 8 hitungan.





Gambar 6.7 Latihan daya tahan otot tungkai



c. Aktivitas latihan daya tahan otot lengan berpasangan

Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan daya tahan otot lengan
secara berpasangan untuk meningkatkan kebugaran jasmani sebagai berikut.
(1) Duduk terlunjur berpasangan dan saling berhadapan.
(2) Kaki sedikit dibuka, telapak kaki saling dirapatkan dan kedua tangan saling berpegangan.
(3) Salah seorang teman menarik ke belakang sambil berbaring, sedangkan teman lain
membungkukkan badan sambil mendorong ke depan.
(4) Lutut kedua kaki dalam posisi ditekuk.
(5) Lakukan Pembelajaran ini secara bergantian dan saling menarik.

Gambar 6.8 Latihan daya tahan otot lengan berpasangan

d. Aktivitas latihan daya tahan otot lengan (naik palang tunggal)


Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan daya tahan otot lengan
(naik palang tunggal) untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
(1) Naik ke atas bangku yang telah disiapkan. Pegang palang tunggal dengan telapak tangan
menghadap ke depan.
(2) Jarak kedua tangan yang memegang palang tunggal adalah selebar bahu.
(3) Singkirkan bangku agar yang memegang palang tunggal bergantung. Tangan dalam posisi lurus.
(4) Setelah ada aba-aba “Mulai” angkat badan hingga dagu melewati palang tunggal (kepala
tidak boleh ditengadahkan).
(5) Selanjutnya turunkan badan hingga kedua tangan betul-betul lurus dan badan tetap
bergantung.
(6) Lakukan pembelajaran ini secara berulang-ulang selama 30 detik.

Gambar 6.9 Latihan daya tahan otot lengan (naik palang tunggal)



3. Aktivitas latihan daya tahan jantung 
dan paru-paru

Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang
relatif lama. Istilah lainnya yang sering digunakan ialah respirato-cardio-vaskulair endurance, yaitu daya tahan yang bertalian dengan pernafasan, jantung dan peredaran darah. Karena itu bentuk latihan untuk meningkatkan data tahan pernafasan, jantung dan peredaran darah ini disebut ergosistem sekunder yang dilatih melalui peningkatan ergosistem primer (sistem sarafotot dan tulang kerangka).


Latihan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan daya tahan jantung dan paru-paru
antara lain: lari jarak jauh, renang jarak jauh, cross-country atau lari lintas alam, fartlek, interval training atau bentuk Pembelajaran apapun yang memaksa tubuh untuk bekerja dalam waktu yang lama (lebih dari 6 menit). Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai interval training.
Interval training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang
berupa masa-masa intirahat. Interval training adalah acara latihan yang penting dimasukan dalam program latihan keseluruhan. Bentuk latihan dalam interval training dapat berupa lari (interval running) atau renang (interval swimming).
Beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam menyusun program interval training 
antara lain:

1) Lamanya latihan
2) Beban (intensitas) latihan
3) Ulangan (repetision) melakukan latihan
4) Masa istirahat (recovery interval) setelah setiap repetisi latihan.

4. Aktivitas latihan kelenturan (fleksibilitas)

Kelenturan (fleksibility) adalah luas gerak persendian atau kemampuan seseorang untuk
menggerakan anggota badan pada luas gerak tertentu pada suatu persendian. Kelenturan
dapat ditingkatkan dengan bentuk latihan mengayun, memutar, dan memantul-mantulkan
atau menggerak-gerakan anggota tubuh.

a. Manfaat latihan kelenturan

Kelenturan adalah keleluasaan atau kemudahan gerakan, terutama pada otot-otot
persendian. Latihan kelentukan atau fleksibilitas bertujuan agar otot-otot pada sendi tidak
kaku dan dapat bergerak dengan leluasa, tanpa ada gangguan yang berarti. Bentuk gerakan
pada latihan kelentukan, tentunya harus disesuaikan dengan sifat dan bentuk dari gerak
persendian tersebut.

b. Bentuk-bentuk latihan kelenturan

Latihan kelenturan adalah senam ketangkasan dasar-dasar yang didahului dengan latihan
pemanasan (warming-up). Bentuk-bentuk latihan kelenturan ada dua bentuk, yaitu: peregangan dinamis dan peregangan statis. Bentuk-bentuk latihan kelenturan adalah berikut ini. 

1) Aktivitas latihan peregangan dinamis
Bentuk-bentuk latihan peregangan dinamis adalah berikut ini:
a) Latihan kelenturan otot lengan dan bahu
b) Latihan kelenturan otot leher
c) Latihan kelenturan otot pinggang
d) Latihan kelenturan otot tungkai







Gambar 6.10 Bentuk-bentuk latihan peregangan dinamis untuk meningkatkan kelenturan

2) Aktivitas latihan peregangan statis
Bentuk-bentuk latihan peregangan statis adalah berikut ini:
a) Latihan kelenturan otot fleksi siku
b) Latihan kelenturan otot bahu
c) Latihan kelenturan otot leher
d) Pembelajaran kelenturan otot pinggang
e) Latihan kelenturan tungkai dan punggung
f ) Latihan kelenturan
Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas latihan peregangan statis
untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.




Gambar 6.11 Bentuk-bentuk latihan peregangan statis untuk meningkatkan kelenturan






 D. Aktivitas Tes Kebugaran Jasmani


1) Fungsi tes kebugaran jasmani

Kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness. Dalam total fitness terdaat
beberapa komponen yaitu: Anatomical fitness, physiological fitness dan psychological fitness. Menurut Karpovich, bahwa physical fitness adalah suatu kemampuan untuk melakukansuatu tugas tertentu yang memerlukan usaha otot. Menurut Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda, yang dimaksud dengan physical fitness adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Tes kesegaran jasmani Indonesia, terdiri dari lima butir tes, dengan rangkaian butir
tesnya yaitu: (1) Lari cepat (50 meter), (2) Angkat tubuh (pull-up/ 30 detik untuk puteri
dan 60 detik untuk putera), (3) Baring duduk (sit-up/60 detik), (4) Loncat tegak (vertical
jump), dan (5) Lari jauh (800 m untuk puteri dan 1.000 meter untuk putera).

2) Bentuk-bentuk tes kebugaran jasmani
Siswa diminta untuk mengamati dan meragakan aktivitas tes kebugaran jasmani (lari
cepat 60 meter) berikut ini.jarinya.

a. Aktivitas tes lari cepat 60 meter
1) Tujuan : mengukur kecepatan lari seseorang.
2) Alat/fasilitas : lintasan lari, peluit, stopwatch, bendera start dan tiang pancang.
3) Pelaksanaan :

(a) Siswa berdiri di belakang garis start dengan sikap berdiri.
(b) Apabila ada aba-aba “ya” siswa lari ke depan secepat mungkin menempuh
      jarak 60 meter.
(b ) Pada saat siswa menyentuh/melewati garis finish stopwatch dihentikan.

4) Cara memberi skor:
Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 meter.
Waktu dicatat sampai persepuluh detik.
(c) Kedua tangan lurus berada di samping badan kemudian siswa mengambil sikap awalan
dengan membengkokkan kedua lutut dan kedua tangan diayun ke belakang.
(d) Seterusnya siswa meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan berskala
dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas
raihan pada papan berskala. Tanda ini menampilkan tinggi raihan loncatan siswa
tersebut.

b. Aktivitas tes angkat tubuh (30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera)
1) Tujuan : mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu.
2) Alat/fasilitas : lantai, palang tunggal, stopwatch dan formulir pencatat hasil.
3) Pelaksanaan :
(a) Siswa bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala, badan dan tungkai lurus.
(b) Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus.
(c) Kemudian siswa mengangkat tubuhnya dengan membengkokkan kedua lengan,
      sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, lalu kembali ke sikap semula.
(d) Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama (30
      detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera).

4) Cara memberi skor:
Skor hasil tes yaitu jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar selama
(30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera). Setiap gerakan angkat tubuh
yang tidak benar diberi nilai 0 (nol).

Gambar 6.13 Tes angkat tubuh (30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera)




c. Aktivitas tes baring duduk 60 detik

1) Tujuan : mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
2) Alat/fasilitas : lantai, palang tunggal, stopwatch dan formulir pencatat hasil.
3) Pelaksanaan :

(a) Siawa berbaring di atas lantai/rumput, kedua lutut ditekuk kurang lebih 90
      derajat.
(b) Kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang kepala dengan jari tangan
      saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai.
(c) Salah seorang teman membantu memegang dan menekan kedua pergelangan
      kaki, agar kaki tidak terangkat.
(d) Apabila ada aba-aba “ya”, siswa bergerak mengambil sikap duduk, sehingga
      kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap semula.
(e) Lakukan gerakan itu berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat dalam waktu
     60 detik.

4) Cara memberi skor:
Skor hasil tes yaitu jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar selama
60 detik. Setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0 (nol).




d. Aktivitas Tes loncat tegak



1) Tujuan : mengukur daya ledak (tenaga eksplosif ) otot tungkai.
2) Alat/fasilitas : dinding, papan berwarna gelap berukuran (30 x 150 cm) berskala
satuan ukuran sentimeter yang digantung pada dinding dengan ketinggian jarak
antara lantai dengan nol pada papan skala ukuran 150 cm, serbuk kapur dan alat
penghapus, dan formulir pencatat hasil.
3) Pelaksanaan :
(a) Siswa berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki berada dekat papan dinding di
     samping tangan kiri atau kanannya.
(b) Kemudian tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus ke atas, telapak
     tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
(c) Kedua tangan lurus berada di samping badan kemudian siswa mengambil sikap awalan
     dengan membengkokkan kedua lutut dan kedua tangan diayun ke belakang.
(d) Seterusnya siswa meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan berskala
     dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas
     raihan pada papan berskala.Tanda ini menampilkan tinggi raihan loncatan siswa tersebut.

Gambar 6.15 Tes loncat tegak

4) Cara memberi skor:
Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga kali loncatan, sebagai hasil tes loncat
tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu
loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan. Contoh: Rasyad tinggi
raihan tanpa loncatan 165 cm, sedangkan tinggi raihan loncatannya mencapai 220
cm, maka skor tegaknya yaitu 220 cm – 165 cm = 55 cm.

e. Aktivitas tes lari jauh (1.000 meter untuk puteri dan 1.200 meter untuk putera)
1) Tujuan : mengukur daya tahan (cardio repiratory endurance)
2) Alat/fasilitas : lapangan, bendera start, peluit, stopwatch, nomor dada, tanda/
    garis start dan finish, dan formulir pencatat hasil.
3) Pelaksanaan :
(a) Siswa berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “siap” siswa mengambil sikap
      start berdiri untuk siap berlari.
(b) Pada aba-aba “ya” siswa berlari menuju garis finish, dengan menempuh jarak
     (1.000 meter untuk puteri dan 1.200 meter untuk putera).
(c) Bila ada siswa yang mencuri start, maka siswa tersebut dapat mengulangi tes tersebut.
4) Cara memberi skor:
Hasil yang dicatat sebagai skor lari 800 meter (puteri) dan 1.000 meter (putera)
adalah waktu yang dicapai dalam menempuh jarak tersebut. Hasil dicatat sampai
sepersepuluh detik.






0 komentar:

Posting Komentar